Senin, 16 Juli 2018

#SELFREMINDER

pexels.com

 POLA KEHIDUPAN
Bahwa perbuatan yang kita dapatkan sekarang, bisa jadi adalah buah dari perbuatan kita di masa lalu.

Banyak fenomena di masa sekarang bahwa seseorang mendapatkan perlakukan yang tidak baik dari orang lain. Ada dua kemungkinan; pertama, bisa jadi dulu orang tersebut memperlakukan orang lain dengan tidak baik atau berlaku kasar terhadapnya. Sehingga di kemudian hari orang tersebut menerima akibat atas perbuatannya di masa lalu. Kedua, bila orang tersebut sudah berlaku dengan baik dan benar namun di kemudian hari ia ternyata malah mendapatkan perlakuan yang tidak baik, bisa jadi itu adalah ujian kesabaran bagi dirinya.

Itu hanyalah contoh dari fenomena di zaman sekarang. Akan tetapi jika di masa sekarang kita mendapati bahwa hidup kita terasa sulit dan susah, ada baiknya kita coba ingat-ingat lagi hal atau perbuatan apa yang dulu pernah kita lakukan kepada orang lain. Bisa jadi apa yang kita terima saat ini adalah buah dari perbuatan kita di masa lalu.

Kita mungkin sudah berusaha untuk memperbaiki hidup kita yang rasanya keliru. Mulai dari sholat, puasa, sedekah, dan lain sebagainya, namun masih saja belum menemui perubahan. Malah rasanya semakin sempit dan menderita. Jika demikian, maka cobalah merenung dan mengingat kembali hal atau perbuatan apa yang dulu pernah kita lakukan.

Mungkin dulu kita melakukan hal-hal yang tak pantas kepada orang lain sehingga kita di masa sekarang mendapatkan perlakuan yang sama atau serupa, bahkan lebih dari itu semua. Jika demikian maka hal yang bisa kita lakukan adalah meminta maaf pada orang tersebut. Atau setidaknya menyadari dan menyesalinya. Serta berjanji untuk tak mengulanginya lagi.

Hidup ini sudah memiliki polanya sendiri. Ada sebab pasti ada akibatnya. Setiap perbuatan pasti akan menemui perbuatan yang lainnya. Tidak mungkin ada asap bila tidak ada apinya.

Tapi jika sepanjang hidup kita merasa bahwa kita sudah melakukan hal-hal yang benar namun di tengah jalan kita menemui kesusahan, tetaplah tenang dan berbaik sangka pada-Nya. Sebab bisa jadi itu adalah ujian kesabaran bagi kita. Artinya Sang Khalik sedang menguji kesetiaan kita kepada-Nya. Dan bila kita bisa melewatinya dengan baik, maka naiklah derajat kita. Sama halnya ketika ujian kenaikan kelas di sekolah.

Semua itu bergantung pada diri kita. Pada apa yang kita perbuat. Bila saat ini kita berbuat baik, maka ada kemungkinan Allah akan membalas kebaikan kita dengan berlipat ganda. Atau bisa jadi kemudian hari Allah akan menguji kita atas perbuatan baik yang telah kita lakukan tersebut.

Namun, jangan pernah memperhitungkan setiap hal baik yang kita lakukan. Jangan pernah untuk bermain hitung-hitungan atas perbuatan baik yang kita lakukan saat ini. Bila berbuat baik kepada orang lain hanya ingin mendapatkan balasan yang baik atau lebih baik dari orang tersebut, maka itu adalah hal yang keliru.

Sudah seharusnya setiap perbuatan baik yang kita lakukan itu adalah semata-mata untuk mengharap ridho dari Allah saja. Bukan mengharap balasan dari makhluk-Nya. Apalagi bila sampai hitung-hitungan terhadap Allah atas perbuatan baik yang telah di lakukan tersebut. Sungguh itu tidak dibenarkan.

Demikian pula ketika kita melakukan hal buruk. Maka Allah akan membalas kita dengan hal buruk pula. Bisa lebih atau sama kadarnya dengan apa yang kita lakukan pada saat itu. Namun bisa pula Allah malah memberi kita kemudahan.

Bila itu terjadi maka perlu di waspadai. Bisa jadi saat itu Allah sedang menangguhkan hukuman-Nya atas perbuatan kita pada saat itu. Sehingga kita tanpa di sadari sedang merasakan kenikmatan demi kenikmatan dari-Nya. Padahal saat itu kita sedang di puaskan lebih dulu oleh-Nya sebelum nantinya akan mendapatkan balasan atas perbuatan buruk yang kita lakukan pada masa itu.

Demikianlah kehidupan. Semua sudah memiliki polanya masing-masing. Sadar atau tidak, kita sedang bermain tebak-tebakan dengan perbuatan kita sendiri. Kita di ajak dan di minta oleh Allah untuk berpikir dan merenung atas segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Baik itu melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang sudah nyata atau melalui hal-hal yang tersembunyi dalam perjalanan hidup kita.

Perbuatan kita di masa sekarang bisa jadi adalah buah dari perbuatan kita di masa lalu. Dan perbuatan kita di masa sekarang akan menentukan perbuatan di masa mendatang.

Senin, 23 April 2018

SELFREMINDER


Mengeluh, Pertanda Dirimu Rapuh?


Sering mengeluh bisa jadi dirimu sedang rapuh. Karena keluhan tidak selamanya mendatangkan kebaikan. Mungkin niatmu mengeluh karena sudah lelah dan tak tahan dengan keadaan. Tapi alih-alih ingin demikian, malah kamu yang terkena hujatan.

Seseorang mengeluh karena bisa jadi ia sudah tak kuasa menghadapi permasalahannya. Ia merasa bahwa apa yang dihadapinya terlalu berat dan tak bisa lagi ditopang. Meski hanya sekedar melalui kata-kata penguatan. Baginya kata-kata itu sudah tak mempan. Ia sudah terlalu cukup lelah untuk menghadapi segalanya. Alhasil beragam keluhan datang tanpa henti. Seolah menuntut untuk dikasihani.

Benar. Keluhan yang datang terlalu sering bisa jadi menandakan bahwa dirinya sangat menantikan rasa belas kasihan dari orang-orang sekitar. Ia menuntut dengan halus namun terkesan memaksa. Melalui kalimat keluhannya, ia utarakan semua hal yang dirasakannya. Alih-alih ingin mendapat simpati bahkan empati, namun ternyata malah hujatan tanpa henti.

Keluhan juga bisa mengindikasikan bahwa seseorang itu sedang rapuh. Padahal seharusnya dengan banyaknya masalah yang datang silih berganti, mampu menjadikannya sosok yang kuat dan tahan banting. Namun ternyata tidak demikian.

Terlalu banyaknya tekanan yang mampir, membuatnya menjadi sosok yang rapuh dan gampang mengeluh. Entah dengan keadaan sekitar yang sama sekali tak mendukungnya. Atau dengan permasalahan yang senantiasa menghampiri kehidupannya. Alih-alih berubah menjadi sosok yang tangguh, namun malah menjadi sosok yang gampang mengeluh.

Selain itu terlalu sering mengeluh juga memberikan tanda bahwa selama hidupnya dia kurang bersyukur. Kenapa bisa? Seseorang yang selalu mengeluh artinya belum bisa memaknai setiap peristiwa atau kejadian yang muncul dengan tiba-tiba dalam kehidupannya. Ia merasa tak siap dengan berbagai masalah yang mampir di kehidupannya.

Alih-alih ingin mencari solusi, ia malah sibuk mendaftar satu per satu masalah yang datang bertamu. Padahal waktunya terlalu berharga bila hanya untuk melakukan hal itu. Akhirnya keluhan pun datang tanpa mau mencari solusi atas permasalahan itu. Padahal bukan seperti itu.

Seharusnya ketika masalah datang, jangan sibuk mendaftar masalah apa saja yang sudah mampir. Melainkan sibukkan diri untuk mencari solusi. Sehingga bukan lagi keluhan yang tersampaikan. Melainkan ide-ide kreatif yang senantiasa bermunculan.

Mengeluh bukanlah cara terbaik dalam menyikapi setiap permasalahan yang hadir. Itu hanya akan semakin menambah beban. Tidak malah menyelesaikan. Meski mengeluh itu perlu, tapi tidak lantas mengeluh setiap saat. Lebih baik mengubah keluhan itu menjadi tindakan yang menghasilkan. Supaya tak hilang waktu dalam kesia-siaan.

Masih ingin mengeluh? Lebih baik bersyukurlah!