Jumat, 22 Desember 2017

MOTIVASI



Latah Skripsi

Sedikit cerita. Beberapa hari lalu, saya tak sengaja menyimak obrolan seorang mahasiswi dengan salah satu penjual es di sekitar kampus saya. Obrolan itu tentang skripsi. Saya tertarik untuk menyimaknya karena si mahasiswi mengatakan seperti ini “Halah, kalau ada salah satu temen yang udah ngajuin judul skripsi, terus yang lain pada ikut-ikutan. Saya sih gak mau kayak gitu. Nggak mau terburu-buru. Nanti malah di tengah jalan jadi bingung sendiri. Ya karena efek ikut-ikutan tadi. Apalagi kalau sebagian waktunya di pakai untuk kerja, bisa-bisa malah semakin keteteran.”

Kurang lebih begitulah yang di katakan si mahasiswi tersebut. Dalam hati, ada beberapa bagian yang saya ikut membenarkan. Tapi ada pula yang saya kurang setuju.

Memang, penyakit latah seringkali menjangkiti ketika ada salah seorang yang memulainya. Atau dengan kata lain menular. Sebenarnya jika di pikir lebih jauh lagi, ada banyak hal mengapa beberapa mahasiswa jadi ikut-ikutan saat melihat temannya mengajukan judul skripsi.

Pertama, karena merasa termotivasi. Benar. Ada pengaruh atau dorongan yang tak sengaja muncul ketika salah satu kawannya sudah mendapatkan lampu hijau untuk mengerjakan skripsinya. Jadilah kawan yang lainnya tersulut api semangatnya untuk mengikuti langkahnya.

Kedua, karena ada kecemasan. Ini yang seringkali membuat sebagian mahasiswa/i menjadi sulit untuk tidur. Cemas, khawatir, dan gelisah. Mereka merasa cemas ketika sudah melihat banyak kawan yang menekan tombol startnya. Cemas karena takut tertinggal. Cemas bila nanti tak bisa lulus dengan segera. Alhasil, jadilah ia bergegas untuk mengajukan judul penelitian ke biro skripsi. Berharap langkahnya tak tertinggal jauh dengan kawan-kawan yang lainnya.

Ketiga, karena memang sudah waktunya. Yap! Sudah waktunya! Seperti halnya masa aktif pada nomor simcard atau tanggal kadaluarsa pada sebuah produk, seorang mahasiswa pun juga demikian. Memiliki masa aktif yang terbatas. Tidak bisa lama-lama. Memangnya mau kalau harus jadi mahasiswa abadi? Nanti malah di keluarkan dengan paksa kalau tidak mau keluar dengan sendirinya. Lebih menyakitkan ‘kan? Karena sebab itulah, ia segera mengambil langkah dengan cepat untuk bisa menyelesaikan studinya dengan tepat waktu sebelum masa studinya habis.

Begitulah kira-kira, kenapa beberapa mahasiswa jadi terjangkit penyakit latah ketika ada salah seorang dari kawannya yang sudah mengajukan judul penelitian terlebih dahulu. Jika di bilang terburu-buru, memang kesannya ada yang seperti itu. Tersebab itu semua adalah masalah waktu. Jika bisa cepat, kenapa harus memperlambatnya?

Terkait nanti di pertengahan jalan bagaimana, itu bisa di pikirkan sambil jalan. Sekalipun memang harus ada strategi yang harus di persiapkan. Benar, jika memang tidak siap nanti malah jadinya keteteran. Namun sekali lagi, itu bergantung pada diri sendiri. Bagaimana setiap individunya bisa mengatur atau memanajemen waktu dengan sebaik-baiknya. Sehingga nggak ada tuh yang namanya keteteran apalagi sampai berantakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar