Kamis, 22 Juni 2017

CELOTEH KKN


Apa sih yang mau diharapkan dari mahasiswa jelang tingkat akhir?
Segera mengajukan judul? Nyusun proposal skripsi? Sidang akhir dan akhirnya wisuda?
Hahaha semua mahasiswa pun pasti inginnya seperti itu. Namun untuk sampai dititik itu harus ada banyak hal yang dilewati. Seperti yang sedang dialami oleh para mahasiswa semester enam tingkat S1 ini.

Jelang akhir semester harusnya bahagia dong ya karena sebentar lagi bakalan disambut dengan libur panjang setelah enam bulan berkutat dengan tugas-tugas kuliah. Tapi tidak untuk mahasiswa semester enam. Untuk tingkat D3 mungkin sudah disibukkan dengan sidang KTI. Tapi untuk tingkat S1 masih harus menjalani sesi berpetualang terlebih dahulu. Apa itu? Yaitu adalah KKN.

Hohoho denger namanya disebut aja udah pada belingsatan. Panik. Cemas. Takut. Ada juga yang seneng karena bakalan dapat pengalaman dan ilmu baru serta jaringan teman yang semakin meluas. Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut dengan KKN merupakan salah satu kegiatan yang dirancang sebagai salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sekitar. Biasanya sasarannya adalah daerah-daerah yang membutuhkan bantuan untuk mewujudkan atau memberikan solusi atas permasalahan yang ada disana.

Seperti yang terjadi di kampus saya sekarang ini. Suasana gaduh karena efek KKN sudah terasa saat informasi mengenai pembukaan pendaftaran peserta KKN dibuka. Surat edaran beserta informasi lainnya terpampang jelas di kaca akademik setiap fakultas. Ada pula yang ditempel asal-asalan di papan pengumuman fakultas. Semua itu dilakukan oleh pihak kampus agar para mahasiswanya bersiap untuk menerima tugas selanjutnya, yaitu pengabdian.

Para mahasiswa dari semua fakultas yang awalnya nggak ngeh kalau ada informasi seputar KKN mendadak jadi antusias waktu mengetahui informasi tersebut dari profil picture yang sengaja di upload ke sosial media oleh sebagian mahasiswa lain. Banyak yang mengeluh tapi tak sedikit pula yang antusias. Alasannya biar segera kelar kuliahnya. Udah capek kayaknya menyandang gelar sebagai mahasiswa. Wkwkwkwk

Apalagi soal pemilihan lokasi KKN yang langsung ditentukan oleh pihak kampus. Ini nih yang bikin penasaran banyak mahasiswa. Bisanya cuma menduga-duga dan berharap supaya dapat kelompok sekaligus lokasi yang nyaman dan bisa menyatu dengan mereka. Pengecualian bagi sebagian mahasiswa yang memilih untuk melakukan KKN Mandiri.

Mereka akan membentuk kelompok sendiri, menentukan dimana lokasi yang akan menjadi objek KKN, dan menentukan siapa dosen yang akan menjadi pembimbing lapangan mereka nantinya. Agak ribet sih dibanding dengan KKN Reguler yang emang udah langsung difasilitasi dari kampus tanpa harus mikir ini-itu. Tapi mungkin bagi sebagian mahasiswa yang melakukan KKN Mandiri, itu adalah suatu kepuasan tersendiri. Selain menghadirkan tantangan yang berbeda juga menambah pengalaman yang unik dan menyenangkan.

Jadi gimana? Udah terbayang belum gimana kegiatan KKN nanti pas udah berjalan? Kalau saya sih nggak perlu dibayangin ya! Karena terkadang apa yang dibayangan kita, itu akan berbeda dengan realitanya. Bukan dibayangin, tapi dijalanin. Enjoy aja lah dengan kegiatan KKN ini. Siapa tahu dari kegiatan ini akan semakin menyadarkan kita bahwa peran pemuda itu sangat diperlukan demi keberlangsungan bangsa dan negara ini. Khususnya nanti di masa depan.

Sebab bentuk pengabdian itu ada banyak. Mungkin untuk sementara ini bisa melalui kegiatan KKN ini. Tak ada salahnya bukan membagi ilmu yang sudah kita dapatkan selama kurun waktu yang cukup lama dengan mereka yang membutuhkan dan bisa jadi hal tersebut dapat menjadi amalan kita diakhirat nanti. Siapa tahu dengan kita membagi ilmu akan memberikan perubahan bagi mereka nantinya.

Kartasura, 22 Juni 2017 / 27 Ramadhan 1438 H
Created by Dewi Suniyah
#celotehKKN
#roadtoKKN2017
#IAINSurakarta

Rabu, 14 Juni 2017

SAJAK

https://www.pexels.com
Untukmu aku sisihkan, sebagian ruang yang dapat kau gunakan.
Untuk menetap disana. Untuk tinggal selamanya disana.

Ruang yang sengaja aku mendesainnya dengan tanganku sendiri.
Ruang yang sengaja aku peruntukkan untuk dirimu.
Ruang yang sengaja ku buat sunyi.
Jauh dari kesan bising yang mungkin akan mengganggumu.

Aku tahu mungkin kau akan kurang suka.
Tapi cobalah sebentar.
Lama-lama kau pun akan merasa nyaman disana.
Tapi maaf, aku tak dapat menemanimu disana.
Karena ruangan itu memang aku khususkan hanya untuk dirimu.

Kau mungkin akan sedikit ragu saat akan memasukinya.
Tapi lihatlah, ruangan itu tak terlalu buruk untukmu.
Bahkan disana dipenuhi hal indah tentang dirimu.
Lebih tepatnya tentang kita. Tentang aku dan kamu.

Bagaimana? Kau suka, bukan?
Masuklah, dan berdiamlah disana.
Karena aku tahu kau pasti akan menyukainya.
Ya! Hanya kau! Ruangan itu hanya untuk dirimu. Bukan yang lain.

Jika kau bertanya mengapa aku tak ikut menetap disana,
maka jawabannya adalah kamu.
Kamu yang membuat diriku tak bisa ikut menetap bersamamu.
Karena memang tempatmu disini.
Sedangkan aku berada di ruangan yang lainnya.
Yang berbeda darimu. Yang dibatasi sekat
sebagai jarak pemisah antara ruanganmu dengan ruanganku.

Jangan sedih! Suatu saat nanti diruangan ini
akan kehadiran pula sosok lain yang akan menjadi temanmu.
Teman untuk menghabiskan waktu bersamamu.
Teman yang akan selalu ada untukmu.
Baik saat suka maupun duka.
Dan mungkin,
dia lah yang akan menggantikan sosok diriku untukmu.
Mengganti semua hal indah tentang kita dahulu.

Tapi tenanglah!
Hal indah itu tak harus kau hapus paksa dari sana
ketika sosok yang baru itu telah hadir diruanganmu.
Kau hanya perlu melepaskan semua yang masih menggantung
di setiap dinding ruanganmu.
Melepaskannya satu per satu
lalu menggantinya dengan yang baru.
Yaitu tentang kamu dan dia yang menjadi temanmu saat itu.

Baiklah! Aku rasa ini sudah lebih dari cukup.
Saatnya aku pergi dari sini
dan bersiap menuju ruanganku sendiri.
Maaf aku tak bisa menemani.
Karena aku bukan lagi siapa-siapamu,
pun begitu pula denganmu yang bukan lagi siapa-siapaku.
Jadi berbahagialah diruanganmu saat ini.
Aku pun juga akan bahagia diruanganku.

"Karena ruangan itu bernama Kenangan"
Kartasura, 12 Juni 2017
By Dewi Suniyah

Minggu, 11 Juni 2017

PUISI

Ingatlah Aku

Kenangan itu tak bisa ku lupa
Karena waktu tak berhak untuk menghapusnya
Begitu pula hujan yang meneteskan airnya
Tak berhak hanyutkan semua tanpa sisa

Sebab aku tahu
Dengan kenangan itu kalian akan selalu ada
Meski sudah lama tak jumpa
Apalagi saling sapa
Namun kehangatan akan tetap terasa
Sebab jiwa merasa memilikinya

Bila nanti akhirnya kita berjumpa
Dipertemukan lagi oleh-Nya
Maka jangan pernah lupakan kisah lama kita
Meskipun pernah ada luka
Meskipun pernah ada selisih paham
Namun tetaplah ingat bagaimana kita dulu bercanda
Bagaimana kita dulu saling melepas tawa
Bagaimana kita dulu saling bertukar cerita

Ingatlah bahwa Tuhan sengaja menciptakan jarak
Membuat kita untuk sulit bertemu
Membuat kita untuk sulit saling sapa
Namun melalui doa.....
Lewat doa lah semua akan terasa lebih dekat
Lewat doa lah semua dapat saling menguatkan

Ingatlah aku kawan
Ingatlah tentang cerita yang telah kita buat
Jangan biarkan waktu menghapusnya
Karena aku sungguh tak rela
Jangan biarkan air hujan menghanyutkannya
Karena sungguh itu akan membuatku kecewa

Ingatlah aku kawan
Ingatlah tentang cerita kita

Kartasura, 21-01-2017

Dewi Suniyah